Rabu, 06 Maret 2013

keris kujang


Kujang, Senjata Khas Jawa Barat

Senjata khas dan unik dari provinsi Jawa Barat adalah kujang. Kujang
mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9. Kujang biasanya terbuat dari
besi atau baja. Panjang kujang sekitar 20 cm hingga 25 cm, dan berat
kujang bisa mencapai 300 gram.

Selain sebagai senjata, masyarakat Jawa Barat menggunakan kujang juga
sebagaialat pertanian, hiasan, maupun cenderamata. Kujang merupakan alat
yang melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan
kebenaran. Pada zaman dahulu, kujang digunakan oleh orang-orang tertentu
saja, misalnya, raja, prabu anom, golongan pangiwa, penengen, agamawan,
serta para putri raja.

Menurut beberapa penelita, kujang berasal dari kata kudihyang, atau Kudi
dan Hyang. Kudi, dalam Bahasa Sunda Kuno berarti senjata yang memiliki
kekuatan sakti. Sedangkan Hyang berarti Dewa. Jadi, secara kujang
dapat berarti senjata yang memiliki kekuatan sakti dari para dewa.

Bagian dari senjata kujang adalah papatuk/congo, yaitu ujung kujang yang
menyerupai panah. Ada pula eluk/silih, yaitu lekukan pada bagian
punggung. Ada pula tadah, yaitu lengkungan menonjol pada bagian perut,
dan mata, yaitu lubang kecil yang ditutupi logam emas dan perak.

Berdasarkan fungsinya, kujang terbagi empat, antara lain: Kujang Pusaka
(lambang keagungan dan pelindungan keselamatan), Kujang Pakarang (untuk
berperang), Kujang Pangarak (sebagai alat upacara) dan Kujang Pamangkas
(sebagai alat berladang).

Berdasarkan bentuk bilah, kujang terbagi menjadi Kujang Jago (menyerupai
bentuk ayam jantan), Kujang Ciung (menyerupai burung ciung), Kujang
Kuntul (menyerupai burung kuntul/bango), Kujang Badak (menyerupai badak),
Kujang Naga (menyerupai naga) dan Kujang Bangkong (menyerupai katak). Di
samping itu terdapat pula bilah kujang berbentuk wayang kulit dengan
tokoh wanita sebagai simbol kesuburan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar